Goa Pawon, salah satu pesona alam yang kini menjadi salah satu pariwisata unggulan di Kabupaten Bandung Barat. Goa yang menjadi tempat tinggal nenek moyang suku sunda di masa lampau. Jaman demi jaman terlampaui, kini goa pawon menjadi habitat ribuan kelelawar pemakan buah. Pesona dinding goa yang dipenuhi stalagnit dan stalagtit, membuat goa ini semakin eksotis dengan ditemani riuh suara bising kelelawar. Namun sayang, pesona itu sudah ternodai oleh tangan-tangan jahil. Dinding-dinding goa yang seharusnya menjadi aset prasejarah yang harus kita jaga, kini sudah tak perawan lagi dengan adanya corat-coret tak bertanggung jawab. Sampah yang berserakan dimana-mana, seolah menjadi interior pelengkap yang sudah melukai para leluhur kita dimasa lampau.
Goa Pawon diperkirakan sudah ada lebih dari 10.000 tahun yang lalu. Terbukti dengan ditemukannya tulang belulang manusia sebanyak 2.250 dan 4.050 serpihan bebatuan yang diperkirakan merupakan bekas peralatan bertahan hidup. Temuan itu ditemukan oleh para arkeolog bandung yang melakukan penggalian selama 10 hari pada tahun 2003 atau tepatnya dari tanggal 10-19 juli. Ini menjadi aset yang sangat penting bagi peradaban manusia dari indonesia. Temuan purba seperti ini sangat jarang ditemukan di pulau jawa. Sehingga sampai saat ini penelitian di goa pawon menjadi prioritas utama para arkeolog bandung. Menurut para arkeolog, tulang belulang yang ditemukan adalah tulang belulang manusia yang dihidup di jaman 3 perlapisan budaya. Jaman dimana peradaban Mesolithikum, Preneolithikum dan Neolithikum saling bertransisi diantara 35.000 tahun sebelum masehi hingga 3.000 tahun sebelum masehi. Perlengkapan bertahan hidup yang ditemukan di goa pawon, kabarnya sama persis seperti temuan di yang ada daratan cina, eropa hingga afrika. Menurut buku para arkeolog luar yang datang ke nusantara, manusia hijrah dari daratan ke daratan lainnya untuk bertahan hidup dari pergeseran daratan yang merupakan proses terjadinya pembentukan ke 7 benua saat ini. Teori ini menjadikan banyak arkeolog berspekulasi bahwa cikal bakal sebagian besar peradaban manusia di nusantara adalah dari tanah jawa.
Saat ini goa pawon sudah dijadikan tempat wisata edukasi oleh Pemerintah Daerah Kab. Bandung Barat. Disana kita masih bisa melihat salah satu tulang-belulang manusia purba yang keadaannya terjaga dibalik pagar agar tidak terjamah para wisatawan. Tidak terlalu susah untuk mengunjungi kawasan goa pawon. Hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit dari pintu tol padalarang, kita bisa menemukan goa yang sarat akan nilai pra sejarah ini di daerah desa Gunung Masigit Ke. Cipatat. Tiketnya pun terjangkau. Cukup mengeluarkan uang senilai Rp.5000, kita sudah bisa menikmati eksotisme goa pawon sepuasnya. Kawasan yang belum begitu terjamah pemukiman masyarakat membuatnya masih terasa asri. Monyet, burung, serangga hingga kelelawar sang penjaga goa masih sangat mudah kita temukan di goa pawon. Namun sayangnya kepedulian pengunjung masih sangat kurang. Sudut demi sudut goa, masih saja terlihat sampah para wisatawan yang berkunjung. Begitupun dengan pihak pengelola, tumpukan sampah yang ada di sisi luar goa seakan sudah tidak dipedulikan lagi. Jadi, buat siapapun yang berniat mengunjungi goa pawon disarankan untuk membawa kantong kresek sampah sendiri agar tidak membuang sampah sembarangan. Lebih baik lagi jika bisa berwisata sambil memunguti sampah, yang mungkin akan membuat Tuhan akan tersenyum pada kita. :)
0 comments:
Post a Comment